Senin, 11 Januari 2016

Seperangkat Alat Memancing

 Pancingan Reel satu set tinggal pake sudah ada koq , ya cukup murah lah harganya terjangkau hanya Rp.70.000 dan itu pun masih bisa nego. Untuk pemula sih menurut saya pribadi sudah OK..


 Nah yg satu ini namanya KORANG (Tempat Ikan  Hasil Tangkapan)
Biasa dipakai oleh mereka yg sering Memancing (nguseup), Menjaring (ngajala/ngalintar) dan Kokodok (menangkap ikan dengan tangan kosong sambil menyelam)


 Korang juga bermacam-macam bentuk dan ukuranya. Biasanya sih tergantung kebutuhan si Pencari Ikan itu sendiri, Kebetulan yg saya temukan baru 2 model ini saja yg ada di Rumah, ini pun bikinan orang Tua saya yg suka mencari ikan di malam hari dengan menggunakan lampu penerang jenis Petromak


 Nah sudah siap deh tinggal Berangkat.... hehehehe






Ohhhh iya jangan lupa nih mata pancing dan pelampung nya bawa persediaan takutnya pancingan putus oleh ikan yg besar ye... hehehehehe

Kilas Balik 2014 dan 2015

 Kisah kelam di Tahun 2014 ,di mana hujan begitu deras mengguyur kota Padi Karawang saat itu, hingga mengakibatkan banjir disekitar dareah kecamatan Pangkalan. Beberapa lahan pesawahan yg siap panen dan siap tanam terendam air luapan air sungai Cigeuntis dan sungai Cibeet. Beberapa akses jalan pun terputus oleh banjir tsb..

Banyak petani yg merugi akibat bibit padi yg siap ditanam terbawa arus sungai , begitu lahan pesawahan yg siap ditanaminya pun rusak parah , tak ada tanah gembur yg ada lumpur bekas banjir.                                  Mau gak mau , Para Petani harus me     Mulai dari awal lagi akhirnya menggarap sawah serta membeli bibit padi.. yg tentunya harus mengeluarkan modal 2kali lipat,  Sementara keuntungan belum lah terbayang, yg rugi itu sudah pasti.                          


Selain itu , ada juga yg merugi karena padi yg siap panen tak bisa dipanen karena diterjang arus banjir, Semua padi rata dengan tanah, menjadi kotor dan busuk. Ada pula seorang  petani menuturkan bahwa padi sudah Ia panen namun belum sempat dibawa pulang, akhirnya raib dibawa air dan hilang entah kemana.
Semua petani saat itu banyak sekali yg menderita kerugian. Namun tekad petani tak pernah surut untuk terus berusaha, tak ada kata jera dan kapok ujarnya seperti itu. Berusaha adalah No 1 , untuk hasilnya kita pasrahkan saja pada Tuhan sang penguasa dan pencipta Alam dan isinya... Bersabar dan bersukur atas nikmat yg ada, dan musibah ini mungkin bisa diambil hikmahnya, entah ini teguran, atau cobaan, agar kita lebih sadar akan hidup ini.



Dan ternyata, cobaan tak cukup sampai di situ, Di tahun 2015 kembali Petani didera oleh permasalahan yg lagi-lagi berhubungan dengar Air yg nota bene sangat diperlukan oleh Para Petani untuk mengairi lahan sawah dan pertanian meraka.

Sungai Cigeuntis yg awalnya airnya berlimpah, Malah di Taahun 2014 mah "TEU KAWADAHAN" begitu ujar Org Karawang Mah untuk menggambarkan banjir pada waktu itu. Kini sungai tsb kering tak berair. Untuk mendapatkan air untuk mandi dan mencuci pun Masyarakat sekitar harus menggali sungai Cigeuntis agar air yg tersimpan di dalam sedimen sungai itu bisa diambil dan digunakan.
Krisis air pun terjadi , Petani kembali termasuk pihak yg paling dirugikan karena sawah dan lahan pertanian nya tidak membuahkan hasil.



Kemarau panjang yg hampir mencapai 10 bulan ini berakibat patal bagi Warga sekitar yg notabene berfropesi sebagai petani ini.








 Pil pahit harus kembali ditelan, Semetara manisnya tak kunjung datang. 







Semua yg berlebihan memang tidaklah bagus.


kekurangan Air karena musim kemarau panjang itu sangat tidak baik karena menyulitkan kita untuk beraktifitas yg berhubungan air ,seperti Mandi, Mencuci, Minum, Mengairi sawah ,ladang dan sebagainya.





Kelebihan Air pun apalagi, Banjir namanya dan sudah pasti termasuk ,musibah , semua ruksak dan terhambat.





Maka dari itu cobalah Hidup kita untuk tidak berlebihan seperti yg telah dicontohkan oleh Alam kepada kita.



PESAN DARI BUMI (ALAM SEKITAR KITA) ;

"Seuatu yg berlebihan itu tidak baik"